Wakil Menteri Pertanian (Mentan) Amerika Serikat Jewel H. Bronaugh takjub melihat tradisi dan sejarah panjang sistem bertani tradisional di Jatiluwih, Tabanan, Bali. Karena telah menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dan mampu mengantisipasi berbagai situasi perubahan iklim.
Bagi Bronaugh pengalaman melihat langsung persawahan terasering di Jatiluwih, yang merupakan penutup rangkaian pertemuan Mentan (AMM) G20 di Bali, menjadi momen berharga. Menurut Bronaugh tradisi semacam ini yang dipertahankan bertahun-tahun oleh para petani, dan ini juga yang menopang perekonomian Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, ia menilai mempertahankan cara bertani tradisional bukan sesuatu yang mudah sehingga ia terpukau pada petani di Jatiluwih. Karena mampu melestarikan tradisi bertani yang organik dan minim polusi, mengingat sawah di tempat itu masih dibajak oleh sapi, bukan traktor.
Bronaugh, dalam kunjungannya itu, juga menjelaskan pertanian digital, yang menjadi salah satu tema sentral di G20 Agriculture Ministers Meeting (AMM), menjadi kian relevan. Terlebih saat dihadapkan pada cara bertani tradisional di Jatiluwih yang terbukti berkelanjutan dan mampu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Ia menyampaikan pertanian digital dan pertanian tradisional bukan dua hal yang bertentangan, karena keduanya justru saling melengkapi. Pemanfaatan teknologi pada pertanian digital dapat membantu petani-petani tradisional, untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan lahan dan air.