Menggunakan bahan-bahan baku lokal, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membuat makanan tambahan untuk mencegah terjadinya stunting. Padahal, selama ini Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit menjadi salah satu program pemerintah yang dicanangkan untuk menangani kejadian stunting yang masih banyak ditemui di Indonesia. Biskuit tersebut menggunakan fortifikasi untuk menambah zat gizi dengan bahan baku impor sehingga menimbulkan persoalan biaya.
Melihat persoalan ini, mahasiswa UGM membuat inovasi PMT dengan harga terjangkau dan bahan yang mudah ditemui berupa Sprouted Snack Bar (SSB) yang dapat memenuhi 3 zat gizi utama untuk mencegah stunting yaitu protein, zat besi, dan seng (zinc). SSB ini terbuat dari bahan utama kacang merah berkecambah, beras merah berkecambah, kacang kedelai berkecambah, dan pisang. Dengan adanya produk ini, diharapkan ada peningkatan kualitas makanan untuk anak-anak sehingga dapat menekan angka stunting di Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4%. Angka ini menurun 6,4% dari angka tahun 2018 sebesar 30,8%, namun masih tergolong tinggi dan berada di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20%