Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut angka stunting terhadap anak di Indonesia mengalami penurunan. “Sampai terakhir pengukuran di tahun 2021, angka stunting terus mengalami penurunan sebesar 3,5% per tahun,” kata Juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Senin (30/8/2022). Sedangkan untuk target di tahun 2024, kata Nadia, berada di angka 14 persen.
Menurut Nadia, untuk penurunan angka stunting dilakukan dengan dua intervensi. Pertama, intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung, serta intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Intervensi perlu dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, yaitu kepada ibu di masa kehamilan, dan remaja putri.
Upaya pertama pencegahan stunting adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri. Untuk itu, Kemenkes memiliki kegiatan aksi bergizi bekerja sama dengan Kemendikbudristek. Intervensi kedua, yakni dengan pemberian TTD, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Upaya ketiga, kata dia, adalah dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan.