Cacar monyet kini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Sejak dilaporkan di negara non-endemik pada Mei lalu, kini lebih dari 18 ribu kasus cacar monyet ditemukan di seluruh dunia. Meski demikian, cacar monyet sebenarnya bukan penyakit baru seperti Covid-19. Penyakit ini sudah menjadi epidemi di negara Afrika dan sekitarnya sejak 1970 lalu.
Namun demikian, gejala klinis yang diperlihatkan oleh sejumlah pasien cacar monyet baru-baru ini dengan yang sebelumnya terlihat memiliki perbedaan. Dokter Penyakit Dalam di Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Robert Sinto mengatakan, mutasi pada cacar monyet hingga menghasilkan varian dan subvarian baru tentu bisa terjadi.
Bahkan, kata dia, setelah tiga bulan dilaporkan, telah ditemukan kurang lebih 50 ribu titik baru mutasi cacar monyet yang kemungkinan bisa berkembang menjadi varian baru. Robert menjelaskan, sifat virus memang selalu berkembang. Dia akan mengikuti inangnya untuk bertahan hidup. Robert juga mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan jika wabah cacar monyet yang saat ini terjadi disebabkan oleh mutasi baru virus Monkeypox.