Senator DPD RI asal Jawa Tengah, DR Abdul Kholik, mengatakan daerah aliran sungai Serayu yang membentang dari Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, hingga bermuara di kawasan pantai Kabupaten Cilacap harus diselamatkan. Kondisi sungai dengan panjang sekitar lebih dari 100 KM itu kini semakin kritis akibat terjadinya erosi di sepanjang alirannya.
”Sungai Serayu telah menyumbang sedimentasi bagi waduk Mrican yang terletak di Banjarnegara. Volume lumpur telah mencapai tiga kali lipat batas toleransi. Padahal secara teknis hanya boleh maksimal 2,5 juta meter kubik endapan lumpurnya. Sementara sekarang endapan lumpurnya sudah mendekati 8 juta meter kubik. Kalau tidak ditangani maka pilihannya semakin dilematis. Jika dibuang ke sungai, akan menimbulkan kerusakan lingkungan biota sungai Serayu,” kata Abdul Kholik, dalam pembicaraan semalam, Selasa (2/8/2022).
Sebaliknya, lanjut Kholik, jika endapan lumpur tidak dibuang maka akan mengancam beroperasinya turbin pembangkit listrik yang ada di waduk Mrican. Nantinya, akan dapat menimbulkan bencana yakni jebolnya waduk sehingga wilayah disekitar aliran sungai Serayu akan terkena banjir bandang.
Saat ini, ujar Kholik, sudah ada upaya dari pihak pengelola waduk dan pihak pemerintah dari lima kabupaten yang menjadi aliran sungai Serayu untuk menanganginya. Namun, hasilnya masih jauh dari harapan.”Pemerintah provinsi dan pusat harus segera bertindak. Sebab, membutuhkan dukungan pendanaan besar dan koordinasi antardaerah karena akan membutuhkan dana hingga Rp 400 miliar.”