Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal mengatakan, beberapa tahun terakhir perkembangan teknologi mempercepat proses terjadinya inovasi di berbagai lini, termasuk inovasi teknologi di bidang kesehatan. Salah satu platform memiliki banyak peminat perkembangan teknologi kesehatan masa depan adalah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kehadiran AI dalam pelayanan bidang kesehatan diharapkan dalam mempercepat pencapaian SDGs bidang kesehatan pada 2030. Di antaranya, untuk memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk untuk perencanaan, informasi, dan pendidikan keluarga, dan mengintegrasikan kesehatan reproduksi kedalam strategi dan program nasional.
SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun, mulai sejak tahun 2016 hingga 2030. SDGs hadir guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai tujuan dan target SDGs.