Sistem kesehatan belakangan ini menerima tantangan lebih besar terkait permintaan peningkatan pelayanan, biaya kesehatan, dan sumber daya manusia (SDM). Kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) dinilai dapat menjadi solusi atas persoalan sistem kesehatan di rumah sakit di Indonesia. Menurut tim dari Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, dr Agus Mutamakin, M.Sc, artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan salah satu cara mengatasi permasalahan sistem pelayanan kesehatan. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, di rumah sakit yang ada di Indonesia.
AI adalah kemampuan komputer untuk melakukan tugas atau proses penalaran yang meniru kecerdasan manusia. Kini, teknologi AI banyak diaplikasikan di berbagai sistem termasuk bidang kesehatan. Teknologi tersebut dapat memprediksi ketika stok kebutuhan pelayanan kesehatan akan habis, dan mengetahui kapan harus meminta stoknya kembali. Rumah sakit harus memiliki rekam medis pasien secara elektronik, dan data yang valid. Selain itu, dibutuhkan pula genomik, sensor fisik, dan tanda vital untuk memperkaya analisa teknologi kecerdasan buatan ini.
Artificial intelligence dapat mendeteksi tanda-tanda yang mengindikasikan adanya tumor melalui mamografi. Oleh karenanya, tumor dan kanker bisa dideteksi lebih cepat. Maka, optimaisasi deteksi kanker dan tumor melalui AI ini sangat diperlukan.