Membuka Jalan Baru Literasi Keagamaan

Secara normatif atau tatanan norma perilaku ideal, ada beberapa konsep ideal yang ditawarkan Alquran yaitu melalui Al Hujurat 11-13, Al Baqarah 62, Al Maidah 69, Al Mumtahanah, dan Al An’am 108. Semua ayat itu mendorong perilaku mulia supaya saling kenal-mengenal. Tidak saling merendahkan, menertawakan dan mengejek, menghindari buruk sangka, tidak mencari-cari keburukan pengikut agama lain, serta tidak saling menggunjingkan.

Berbuat baik dalam tataran historisitas atau realitas atau praktik lapangan, banyak hal-hal ter­cela yang dipraktikkan umat beragama, termasuk pada era disrupsi atau revolusi teknologi informasi (TI). Hal ini bisa disaksikan dalam kehidupan kita seperti masih adanya ujaran kebencian hingga hoaks, karahiya­tul ghair atau membenci dan tidak suka kepada kelompok lain, rafdhu ghair atau menolak kehadiran orang lain yang berbeda. Lalu penyakit korupsi, intoleran, perundungan, sampai kekerasan seksual. Untuk sikapi realitas keragaman, tidak ada cara lain selain memahami realitas, menghormati realitas, terlibat dalam realitas, mengelola menjadi kekuatan. Selain itu, bisa saling ketergantungan dan kerja sama dalam relasi sosial.

Ungkapan amal saleh itu tercermin dalam tiga aspek yaitu dalam pikiran, dalam tindakan dan dalam hidup ber­sama. Sedangkan, landasan religiusitas itu kebajikan kalbu atau ihsan, rasionalitas, perbuatan kebajikan untuk kemaslahatan semua. Keterlibatan dalam kehidupan dunia merupakan suatu keniscayaan dan objek dari amal saleh yang luas sekali. Karenanya, manusia harus menyadari tanggung jawab dalam rangka membangun alam demi mewujudkan amal saleh.

Search