Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa hingga 15 Maret 2022 terdapat 668 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian omicron BA.2 di Indonesia. Subvarian tersebut dikenal juga dengan julukan “son of omicron” alias “stealth omicron“.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan subvarian BA.2 memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi. Berdasarkan sebuah studi di Denmark, tingkat penularan BA.2 lebih tinggi dibandingkan varian omicron asli atau BA.1 di lingkungan rumah tangga dan klaster.
Menurut Nadia, “son of omicron” memiliki karakteristik mengurangi efektivitas vaksin. Akan tetapi, keberadaannya tidak meningkatkan penularan pada individu yang sudah mendapatkan vaksinasi.