Peneliti dari Pusat Studi Pariwisata UGM Destha Titi Raharjana mengatakan pentingnya penguatan peran strategis desa wisata di Indonesia. Dirinya mengungkapkan ada sekitar 7.275 desa wisata di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sedikitnya ada tiga peran strategis desa wisata, pertama dari aspek ekonomi. Pengembangan potensi melalui kegiatan wisata perdesaan mampu memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan warga. Aspek kedua dalam peran strategis desa wisata, adalah pengembangan lingkungan. Aaspek ketiga, adalah sosial-budaya. Pengembangan wisata berbasis perdesaan, menurutnya, mampu memberi rasa bangga bagi warga desa.Penguatan modal sosial dan budaya mampu ditumbuhkan seiring berkembangnya sektor pariwisata.
Akademisi STP Trisakti, Saptarining Wulan mengatakan pengembangan desa wisata harus memperhatikan CHSE (cleanliness, Health, Safety and Environment). Kehadiran teknologi juga penting dalam pengembangan desa wisata yang ingin memadukan pariwisata masa lalu dan masa kini. Apalagi ada kebiasaan baru di kalangan milenial yang hobi plesiran ke tempat-tempat wisata baru sambil tetap bekerja dengan memanfaatkan teknologi.
Akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado Winda Mercedes Mingkid menilai pengembangan desa wisata harus menarik perhatian karena fokus pada sumber daya alam, seni, budaya, dan masyarakat. Sejumlah fasilitas yang harus disiapkan saat mengembangkan model desa wisata, antara lain, tempat menginap (homestay), handycraft untuk oleh-oleh, seni dan budaya untuk kepuasan batin, ‘local wisdom’, atraksi dan dukungan pendanaan dari pemerintah daerah.
Strategi untuk pengembangan desa wisata, antara lain, bagaimana membuat wisata yang berkualitas yang memiliki nilai dan tersedianya transportasi dan informasi yang seluas-luasnya