Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban untuk Atasi Krisis Pembelajaran

Untuk mengatasi krisis pembelajaran, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, secara daring yang merujuk berbagai studi nasional maupun internasional, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memaparkan, learning loss yang ada saat ini setara dengan 6 bulan belajar untuk segi literasi. Sementara untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar. Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Di sinilah pentingnya penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum darurat.

Penerapan Kurikulum Mer­deka dapat didukung dengan Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang memberikan kesempatan setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun serta dapat mengajar menggunakan Content Crowdsourcing, yang mana pengembangan konten berbasis kontribusi dapat di­lakukan oleh semua pihak.

Search