Presiden Prabowo Subianto menemukan titik terang untuk polemik bayar utang Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau umum disebut Whoosh. Setelah melalui perdebatan panjang antarkementerian dan lembaga mengenai cara bayar utang Whoosh, Prabowo memastikan bahwa pemerintah pusat akan mengambil alih tanggung jawab pelunasan utang proyek tersebut. Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menolak menggunakan APBN untuk membayar kewajiban KCIC.
Prabowo menegaskan, proyek KCIC harus dipandang dari sisi manfaat publik, bukan dari hitungan laba atau rugi. Ia menilai kehadiran teknologi transportasi seperti Whoosh merupakan bentuk public service obligation (PSO) atau tanggung jawab pelayanan publik negara. Prabowo juga meminta publik tak perlu lagi memperdebatkan isu utang tersebut. Prabowo menyebut, pemerintah akan menyiapkan dana Rp 1,2 triliun per tahun untuk membayar utang Whoosh kepada pihak China. Ia memastikan dana tersebut tersedia dan menyebut proyek ini tetap membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Menurutnya, utang Whoosh tidak seharusnya dilihat dari sisi keuntungan semata, tetapi juga dari manfaat sosial seperti pengurangan kemacetan, polusi, dan efisiensi waktu perjalanan. Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengungkapkan rencana pemerintah menggunakan uang hasil pengembalian dari koruptor untuk menutup sebagian utang proyek KCIC.
