Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia membutuhkan investasi hingga US$618 miliar atau sekitar Rp10.224,18 triliun (asumsi kurs Rp16.543 per dolar AS) untuk hilirisasi 20 komoditas unggulan dalam negeri. Menurut Bahlil, hilirisasi memberikan banyak keuntungan bagi perekonomian dalam negeri, tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga bisa mendongkrak lapangan kerja sampai meningkatkan pendapatan negara, khususnya disektor mineral dan migas.
Namun, ia mengakui kebijakan hilirisasi ini tidak disukai oleh banyak orang, tercermin dari aksi demonstrasi yang dilakukan saat kebijakan tersebut dilakukan. “Contohnya adalah hilirisasi nikel, saya didemo 1,5 bulan. Mereka katakan kepada saya, ‘kalau ditutup ekspor nikel, bagaimana usaha kami?’ Saya katakan, sudahlah, kita ini kan sudah cukup mengirim bahan baku, sudah saatnya kita harus insaf, kalau enggak bisa insaf total, ya sudahlah insaf bertahap,” terang Bahlil.