Menteri ESDM Bahlil Lahadalia buka suara terhadap keraguan masyarakat terkait kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina karena mengandung etanol. Menurut Bahlil, kandungan etanol yang ada di BBM Pertamina masih di batas aman dan telah memenuhi ketentuan atau standar untuk digunakan kendaraan. Pasalnya, sudah melalui uji standar yang dilakukan oleh Lemigas. Uji standar oleh Lemigas ini ditekankan juga diterapkan sama kepada badan usaha (BU) pengelolaan SPBU swasta.
Bahlil menekankan sesuai dengan aturan, kandungan etanol dalam produk BBM itu diperbolehkan dan masih aman sampai 20 persen. Sedangkan, etanol yang ada digunakan Pertamina maksimal 5 persen pada Pertamax Green 95. “Etanol itu selama di bawah 20 persen itu nggak ada masalah. Selama etanolnya itu etanol murni 99,95 persen dan yang dilakukan oleh Pertamina itu kemarin itu adalah sudah memenuhi standar,” jelasnya.
Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa penggunaan etanol dalam BBM merupakan best practice yang telah diterapkan secara internasional. Langkah ini sejalan dengan upaya global untuk menekan emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, sekaligus mendukung transisi energi yang berkelanjutan. Ia merinci, beberapa negara yang sudah menggunakan etanol adalah Amerika Serikat 10 persen, Brasil 27 persen etanol, hingga Uni Eropa 10 persen etanol.