PENELITI Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, mengingatkan adanya potensi tumpang tindih antara Tim Reformasi internal Polri dengan Komisi Reformasi yang tengah disiapkan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyarankan Polri mendukung penuh tim bentukan pemerintah agar tidak muncul kesan membuat tim tandingan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo memberi perhatian khusus pada agenda reformasi kepolisian. Pada 17 September lalu, ia melantik mantan Wakapolri, Ahmad Dofiri, sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian. Presiden juga pernah menyatakan rencananya membentuk tim atau komisi reformasi Polri, sebuah langkah yang tak lepas dari tuntutan publik saat unjuk rasa besar-besaran akhir Agustus lalu. Lebih lanjut, Bambang mengatakan bila tim internal tidak sesuai harapan masyarakat, hal itu bisa menjadi blunder.
Ia menilai langkah Presiden membentuk komisi independen merupakan sinyal kuat bahwa perbaikan Polri adalah agenda prioritas nasional, bukan sekadar urusan internal institusi. Karena itu, sikap mendukung dari Polri justru akan memperkuat posisi lembaga ini di mata publik. Ia menambahkan, koordinasi erat antara dua tim sangat penting untuk menghindari tumpang tindih kebijakan dan menjaga konsistensi reformasi.