Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah menjangkau 29 juta peserta. Hal tersebut, berdasarkan data CKG sampai pertengahan September 2025. Pernyataan tegas itu, diungkapkan oleh Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang. Ia menjelaskan, dari jumlah itu, dua dari tiga orang yang mengikuti pemerikasaan adalah perempuan.
Endang menilai, hal ini dinilai wajar mengingat jumlah populasi di ketiga provinsi tersebut sangat besar. Ia mendorong provinsi lain, terutama kawasan timur seperti Papua, Papua Barat, dan Papua Pegunungan, untuk meningkatkan partisipasi. Lebih lanjut, ia menjelaskan, hasil pemeriksaan juga mulai menunjukkan temuan penting salah satunya bayi baru lahir. ‘Screening’ (pengecekan) awal mendeteksi kelainan saluran empedu, berat lahir rendah, penyakit jantung bawaan kritis, hingga defisiensi enzim G6PD.
Pada populasi khusus usia 40 tahun ke atas, ditemukan pula hiperlipidemia, risiko kanker, serta anemia pada calon pengantin perempuan. Endang menegaskan, deteksi dini lewat program CKG merupakan langkah nyata pemerintah dalam mengelola risiko kesehatan masyarakat. Sementara, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Chacha Annisa, mengajak masyarakat memanfaatkan program ini. Menurutnya, masih ada masyarakat yang enggan memeriksakan kesehatan karena takut mengetahui penyakit yang diderita.