Wamentan Sebut Pabrik Gula Setop Produksi Gara-gara Impor Etanol

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut sejumlah pabrik gula menyetop produksi gara-gara stok tetes tebu menumpuk imbas impor etanol. Sudaryono menyampaikan tetes tebu atau molase petani lokal sebagian biasanya dipakai untuk produksi etanol. Karena keran impor etanol dibuka, tetes tebu dari petani lokal tak terpakai. Ia menjelaskan pemerintah sedang membahas solusi agar produksi tetes bisa terserap melalui industri etanol. Menurutnya, hal ini juga dapat mengurangi ketergantungan impor etanol yang selama ini masuk ke pasar domestik.

Isu penumpukan tetes tebu mencuat seiring kebijakan impor etanol dan molase tanpa kuota yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 16 Tahun 2025. Aturan ini menggantikan Permendag 8/2024 dengan menghapus kewajiban rekomendasi impor dan membuka akses masuk produk etanol (HS 2207.10.00 dan HS 2207.20.00) serta tetes tebu (HS 1703.00.00) tanpa batas kuota.

Menteri Perdagangan Budi Santoso membantah bahwa kebijakan baru ini tidak dimaksudkan untuk merugikan produsen dalam negeri. Ia menyebut tren impor tetes tebu lima tahun terakhir justru menurun, sehingga tidak akan mengganggu pasar lokal. Namun, kebijakan tersebut menuai penolakan dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Sekretaris Jenderal DPN APTRI M. Nur Khabsyin menyebut stok molase kini menumpuk di tangki pabrik gula. Ia memperingatkan jika aturan tidak segera direvisi, petani akan turun melakukan aksi unjuk rasa ke Kementerian Perdagangan.

Search