Wamen Stella tak Sangkal Laporan Soal 13 Kampus Diragukan Integritas Penelitiannya

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyatakan telah membaca laporan studi terkini soal meragukannya integritas penelitian kampus-kampus di Indonesia. Ia mengakui masih banyak jurnal abal-abal di Indonesia akibat ekosistem penelitian yang belum ideal. Beberapa waktu lalu, sebuah metodologi pelacakan integritas penelitian terbaru memasukkan sebanyak 13 kampus di Indonesia ke dalam kategori diragukan. Hasil itu dimuat dalam laporan Research Integrity Risk Index (RI²) yang dikembangkan Profesor Lokman Meho di American University of Beirut.

Menurut dia, masih maraknya jurnal abal-abal di Indonesia adalah akibat ekosistem penelitian yang belum ideal. Pasalnya, kampus-kampus umumnya masih mengejar kuantitas dalam penelitian, alih-alih kualitas. Menurut dia, harus ada perubahan dalam ekosistem penelitian di Indonesia, yang tidak lagi mengejar kuantitas. Ia menilai, penelitian harus dilakukan berbasis kualitas. Perubahan paradigma itu akan sangat meminimalisasi potensi plagiat atau munculnya jurnal abal-abal dari institusi pendidikan. 

Stella mengatakan, saat ini pihaknya tengah merevisi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang biasa diberikan kepada universitas. Dalam revisi itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti) bakal lebih menekankan soal kualitas penelitian dibanding kuantitas. Selain itu, pihaknya juga bakal mengurangi beban kerja dosen agar bisa menghasilkan penelitian yang berkualitas. Tak hanya itu, pihaknya juga akan menambah dukungan pendanaan untuk penelitian. 

Search