Pembangunan pabrik mobil listrik PT Build Your Dream (BYD) di Subang, Jawa Barat, dilaporkan telah diganggu oleh aktivitas organisasi masyarakat dan praktik premanisme. Gangguan tersebut diketahui setelah adanya aduan dari markas besar BYD di Shenzhen kepada Wakil Ketua MPR RI. Pemerintah diminta untuk bertindak tegas dalam memberikan jaminan keamanan kepada investor, agar proses industrialisasi tidak terhambat. Pabrik BYD di Subang, dengan nilai investasi Rp 11,7 triliun, diproyeksikan menjadi salah satu fasilitas otomotif terbesar di ASEAN. Produksi komersial ditargetkan dimulai pada awal 2026 jika dukungan penuh dari pemerintah dapat dipastikan.
Meski laporan gangguan sempat mencuat, pihak pemerintah daerah menegaskan bahwa kondisi di lapangan telah kondusif dan pembangunan pabrik tetap berjalan. Gubernur Jawa Barat mengungkapkan bahwa persoalan utama saat ini bukan lagi premanisme, melainkan praktik percaloan tanah dalam proses pembebasan lahan. Harga lahan yang ditawarkan kepada perusahaan dinilai tidak wajar, sehingga memerlukan fasilitasi pemerintah untuk mempercepat negosiasi. Pemerintah daerah berkomitmen mempertemukan pihak perusahaan dengan pemilik lahan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dengan demikian, hambatan dalam proyek investasi besar ini diharapkan dapat segera diatasi.
Sementara itu, Bupati Subang menyampaikan bahwa aksi premanisme yang sempat menghambat pembangunan telah ditangani oleh aparat kepolisian. Tindakan hukum telah diambil untuk memastikan keamanan di kawasan industri Subang Smartpolitan. Ia menegaskan bahwa praktik pungutan liar dan premanisme harus dihindari demi menjaga iklim investasi yang kondusif. Penanganan cepat terhadap gangguan tersebut diharapkan dapat memulihkan kepercayaan calon investor yang sempat menunda rencana investasi. Seluruh elemen masyarakat diajak bekerja sama untuk memastikan bahwa proyek strategis ini dapat berjalan sesuai target.