Momen peringatan Hari Kartini 2025 diharapkan tidak hanya sekadar mengenang, melainkan menjadi seruan lantang agar setiap perempuan di negeri ini dapat bertransformasi menjadi sosok yang berdaya. Kekuatan dan kemandirian perempuan disebut sebagai benteng utama dalam mengakhiri lingkaran kekerasan yang kerap menghantui, serta menjadi perisai kokoh dalam melawan kejahatan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang merenggut kemerdekaan dan martabat.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyerukan agar perempuan Indonesia dapat menjadi perempuan yang berdaya untuk mengakhiri kekerasan dan masalah tindak pidana perdagangan orang, pada momen menjelang peringatan Hari Kartini tahun 2025.
Pihaknya meyakini jika perempuan berdaya, maka isu-isu kekerasan dan tindak pidana perdagangan orang yang kini masih menjadi persoalan di Indonesia, dapat diakhiri. KemenPPPA bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) merayakan peringatan Hari Kartini pada Senin (21/4/2025) di Gedung Tenis Indoor Senayan, Jakarta, dengan menghadirkan para perempuan dari berbagai latar belakang dan peserta dari generasi Z (Gen Z). Tema yang diusung adalah “Mewujudkan Asta Cita dengan menghadirkan 1.000 Profesi Perempuan dan Gen Z”. Dewa Ayu Laksmi mengatakan, kegiatan ini sekaligus untuk menunjukkan banyak profesi yang belum banyak digeluti dan dikenal perempuan yang dapat menjadi peluang untuk mandiri secara ekonomi. Ketua Umum Kowani, Nannie Hadi Tjahjanto, berharap melalui perayaan Hari Kartini, para Kartini muda bisa termotivasi memilih profesi yang sesuai dengan keinginan mereka.