Meskipun prevalensi merokok secara global terus menurun, kanker paru tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian dengan hampir dua juta jiwa melayang setiap tahunnya. Studi terbaru menunjukkan adanya peningkatan kasus kanker paru pada individu yang tidak memiliki riwayat merokok, yang dikaitkan dengan tingginya tingkat polusi udara. Fenomena ini paling mencolok di kawasan Asia Timur, terutama China, yang memiliki konsentrasi polutan tinggi. Dengan semakin meluasnya pemahaman mengenai faktor-faktor pemicu kanker paru, analisis pola epidemiologi menjadi esensial dalam menentukan langkah pencegahan yang lebih efektif.
Hasil penelitian yang menganalisis data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 serta berbagai registrasi kanker selama hampir tiga dekade menunjukkan bahwa adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang paling dominan di seluruh dunia. Jenis ini menyumbang hampir setengah dari kasus kanker paru pada pria dan lebih dari separuh pada wanita. Adenokarsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar umumnya tidak berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok, tetapi justru menjadi jenis kanker paru yang paling banyak ditemukan pada kelompok non-perokok. Seiring dengan menurunnya angka perokok di berbagai negara, proporsi kasus kanker paru pada individu yang tidak pernah merokok justru mengalami lonjakan, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di dunia, terutama di kalangan perempuan dan populasi Asia.
Polusi udara kini menjadi faktor risiko utama dalam peningkatan insiden kanker paru pada kelompok non-perokok. Berbagai penelitian sebelumnya telah mengonfirmasi hubungan erat antara paparan polutan dan peningkatan adenokarsinoma, yang semakin memperkuat urgensi untuk mengendalikan kualitas udara. Ketika faktor risiko dari kebiasaan merokok berkurang, ancaman dari pencemaran lingkungan justru semakin nyata, mengingat polusi udara bukan hanya dipengaruhi oleh gaya hidup individu tetapi juga menjadi permasalahan lingkungan berskala global. Pengumpulan dan analisis data yang berkelanjutan akan memberikan wawasan lebih mendalam bagi para peneliti dalam memahami dinamika perkembangan kanker paru serta merumuskan strategi pengendalian yang lebih terarah, baik dalam pengurangan konsumsi tembakau maupun mitigasi polusi udara.
