Kementerian Kesehatan RI memperkirakan jumlah kasus kanker pada anak di Indonesia mencapai sekitar 200.000, namun hingga kini tingkat deteksi masih sangat rendah, di bawah 10 persen. Peningkatan tren kasus yang teridentifikasi disebabkan oleh semakin baiknya metode deteksi serta meningkatnya kesadaran orang tua dalam mengenali berbagai jenis kanker anak. Jenis yang sering ditemukan mencakup kanker kelenjar getah bening dan retinoblastoma, yang berpotensi memiliki tingkat kesembuhan mencapai 90 persen jika terdiagnosis sejak tahap awal.
Tantangan utama dalam penanganan kanker anak di Indonesia adalah mayoritas kasus baru diketahui saat telah memasuki stadium lanjut, yang berdampak pada menurunnya peluang kesembuhan. Untuk mengatasi permasalahan ini, berbagai komunitas dan kelompok dukungan hadir bagi keluarga yang menghadapi kondisi tersebut, memberikan akses informasi serta dukungan emosional bagi pasien dan orang tua. Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran, peringatan Hari Kanker Anak Internasional diselenggarakan melalui berbagai kegiatan, termasuk kampanye #BeraniGundul yang digagas oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).
Selain deteksi dini, perlindungan anak dari paparan zat berbahaya juga menjadi perhatian utama dalam pencegahan kanker. Faktor lingkungan, termasuk kandungan bahan kimia seperti Bisphenol-A (BPA), berisiko mengganggu keseimbangan hormon serta menghambat perkembangan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penggunaan material bebas BPA dalam kemasan makanan, galon air, dan mainan guna mengurangi risiko paparan zat berbahaya, sehingga kesehatan anak dapat lebih terjaga sejak dini.