Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen antara 2025-2029, diperlukan investasi sebsar Rp 13.528 triliun. Ia menerangkan rata-rata pertumbuhan investasi selama periode tersebut, per tahunnya 16,75 persen. Lalu rata-rata penyerapan tenaga kerja dari 2025-2029, per tahunnya 3,47 juta orang. Berbagai variabel ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Target realisasi investasi tersebut, sudah ditetapkan. Pada 2025, jelas Rosan, berada di angka 1.906 triliun. Secara berkala, target ini bakal dinaikkan. Lalu pada 2026, realisasi investasinya ditargetkan mencapai 2.280 triliun. Pada 2027, 2.680 triliun, pada 2028, 3.116 triliun, pada 2029, 3.544 trilun. Khusus di tahun ini, dari Januari-September 2024, realisasi investasi telah mencapai 76 persen atau 1.261,43 triliun.
Rosan mengatakan bahwa kontribusi Jawa dan luar Jawa hampir seimbang, yakni sekitar 50 persen. Beliau juga menekankan bahwa hal yang paling penting adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 1.875.214 orang. Menurut Rosan, hal ini sangat penting karena penciptaan lapangan kerja merupakan prioritas utama dan juga menjamin keberlanjutan. Dalam paparannya, terlihat realisasi investasi di Jawa (periode Januari – September 2024) menyentuh angka Rp 626,43 triliun (49,66 persen). Lalu realisasi investasi di luar Jawa selama periode serupa, Rp 635 triliun (50,34 persen).