Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan hingga akhir November 2024, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 401,8 triliun atau setara 1,81 persen PDB. Meski angka tersebut menunjukkan defisit, capaian ini masih berada di bawah target defisit total yang ditetapkan dalam UU APBN 2024, yaitu Rp 522,8 triliun. Hingga akhir November 2024, pendapatan negara telah mencapai Rp 2.492,7 triliun, atau 89 persen dari target tahunan dalam APBN. Pendapatan ini tumbuh 1,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Meski mengalami kenaikan, pemulihan pendapatan negara belum sepenuhnya stabil.
Dari segi belanja, hingga akhir November 2024, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.894,5 triliun, atau 87 persen dari pagu anggaran dalam UU APBN. Angka ini naik sebesar 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Peningkatan belanja ini menunjukkan berbagai tekanan pengeluaran, terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi dan program-program prioritas pemerintah. Sri Mulyani juga menyoroti pencapaian positif dalam keseimbangan primer, yang masih mencatat surplus sebesar Rp 47,1 triliun.