Bank Dunia dan IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada 2025 hingga 2026 akan tetap tipis, meskipun ada proyeksi positif. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 2,6 persen pada 2024 dan sedikit meningkat menjadi 2,7 persen pada 2025-2026. Sementara itu, IMF mengharapkan PDB global dapat tumbuh sebesar 3,2 persen pada tahun 2025. Meski demikian, kedua lembaga ini juga mengingatkan adanya ancaman ketidakpastian global yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dunia, termasuk ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionis dari AS, dan penguatan nilai dolar AS yang dapat menimbulkan dampak negatif.
Beberapa faktor yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi global adalah ketegangan geopolitik, seperti yang terjadi di Timur Tengah dan Eropa Timur, serta kebijakan perdagangan yang diusung oleh pemerintahan AS di bawah Donald Trump. Ancaman perang dagang global akibat tarif impor yang lebih tinggi dapat memicu kontraksi ekonomi yang lebih dalam. Selain itu, penguatan dolar AS dapat menyebabkan inflasi di negara-negara dengan mata uang lebih lemah dan mempersulit pembayaran utang dalam dolar. Selain itu, China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia juga menghadapi tantangan internal yang mengancam stabilitas ekonominya.
Namun, di tengah ketidakpastian ini, beberapa negara berkembang seperti India dan Indonesia diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik pada 2025. India diproyeksikan tumbuh rata-rata 6,7 persen per tahun, sedangkan Indonesia diperkirakan akan mencapai pertumbuhan sekitar 5,1 persen. Indonesia, dengan kelas menengah yang berkembang dan kebijakan ekonomi yang bijaksana, tetap optimis meskipun menghadapi risiko ketidakpastian global. Bank Indonesia (BI) juga akan meluncurkan kebijakan bauran yang bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi, memperkuat sistem pembayaran digital, dan mendorong pertumbuhan inklusif untuk mengatasi tantangan yang ada.