Program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto memberikan fokus khusus pada pengembangan wilayah pedesaan dengan melibatkan kontraktor kecil. Ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa dari total target pembangunan, 2 juta rumah akan dibangun di desa-desa oleh kontraktor kecil. Kebijakan ini bertujuan untuk memberdayakan pelaku usaha lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan. Di sisi lain, kontraktor besar akan bertanggung jawab atas pembangunan 1 juta rumah di wilayah perkotaan, terutama dalam bentuk apartemen di kota-kota besar.
Program ini juga dirancang untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat melalui koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan usaha kecil menengah (UMKM), sehingga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan angka stunting yang saat ini mencapai 25%. Menurut Hashim, perbaikan kualitas hunian di pedesaan dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Selain itu, Hashim mengungkapkan bahwa ada sekitar 27 juta keluarga di Indonesia yang saat ini tinggal di rumah tidak layak huni. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mengatasi persoalan tersebut dengan menyediakan hunian yang lebih baik. Dengan pembangunan rumah yang lebih memadai, program ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.