PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik pada tahun 2025 meningkat menjadi 327,7 terawatt hour (TWh) sebagai bagian dari upaya mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2029. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik akan menjadi salah satu indikator utama keberhasilan pencapaian target ekonomi tersebut. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII, ia menegaskan komitmen PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh Indonesia sesuai dengan prinsip keadilan.
Sejalan dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mendorong peningkatan konsumsi listrik nasional hingga 6.300 kWh per kapita. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa angka konsumsi ini diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Jika konsumsi listrik per kapita hanya mencapai 5.000-5.300 kWh, target pertumbuhan ekonomi di atas 6% sulit dicapai. Oleh karena itu, strategi peningkatan konsumsi listrik telah menjadi bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang dirancang pemerintah.
Langkah ini mencerminkan pentingnya kedaulatan energi sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi. Dengan memastikan pasokan listrik yang memadai dan berkeadilan, PLN dan pemerintah berharap dapat menghindari krisis energi di masa depan serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga mendukung visi Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.