Presiden Prabowo Subianto optimistis bahwa Indonesia tidak akan lagi mengimpor beras pada tahun 2025, berkat peningkatan signifikan dalam produksi dan cadangan pangan. Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Prabowo mengungkapkan bahwa cadangan beras nasional saat ini hampir mencapai 2 juta ton, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun 2023 dan 2024, di mana Indonesia mengimpor masing-masing 3,06 juta ton dan 3,63 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Kesuksesan ini, menurut Prabowo, merupakan hasil kerja keras lintas kementerian, termasuk Kementerian Pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas), serta dukungan BUMN di sektor pangan. Upaya kolaboratif ini membantu Indonesia menghadapi tantangan berat, seperti fenomena cuaca ekstrem El Nino dan La Nina, yang sempat mengancam produksi pangan. Selain itu, Prabowo juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dalam menghadapi dinamika geopolitik global, di mana banyak negara eksportir cenderung menahan ekspor saat krisis.
Melalui berbagai langkah strategis, Indonesia tidak hanya menargetkan swasembada beras tetapi juga kemandirian pada seluruh komoditas pangan. Prabowo menambahkan bahwa keberhasilan ini turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi, yang dipantau dengan baik oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Dengan pencapaian ini, Indonesia berpotensi mengukuhkan ketahanan pangannya di tengah tantangan global yang semakin kompleks.