Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong percepatan implementasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satunya dengan mengerjakan sejumlah proyek strategis nasional. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengisahkan pengalaman PT PLN (Persero) yang bekerja sama dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar, terkait peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata hingga tiga kali lipat. Atau, mencapai 500 Megawatt Alternating Current (MWAc).
Dari peningkatan kapasitas PLTS Terapung Cirata tersebut, kata dia, terindikasi akan terjadi transisi energi bersih yang masif. Yuliot menyebut, di antaranya sejumlah pengurangan emisi CO2 sebesar 214.000 ton per tahun, produksi lebih dari 200 juta KWh energi hijau, dan kemampuan melistriki lebih dari 50.000 rumah. Wamen ESDM berharap proyek ini bisa menjadi salah satu contoh implementasi EBT yang bisa ditiru oleh kegiatan di tempat lain.
Selain itu, pemerintah juga telah mengerjakan beberapa proyek terkait program dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. Atara lain co-firing untuk PLTU dengan Biomass. Yuliot juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan roadmap hilirisasi untuk mendorong terciptanya ekosistem kendaran listrik. Salah satunya hilirisasi terhadap nilai tambah produk nikel. Sebelumnya, pemerintah telah mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam memaksimalkan pemanfaatan EBT. Ia mengungkapkan, untuk pembangunan transmisi tersebut, jumlah investasi yang dibutuhkan mencapai Rp400 triliun. Jumlah tersebut merupakan potensi investasi yang bisa dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak. Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, transisi energi bersih pada masa sekarang ini bukan sesuatu yang mustahil dicapai. Sebab, harga energi baru terbarukan semakin terjangkau.