Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan pemanfaatan data satelit dan artifical intelligence (AI) dalam upaya penanganan dan pencegahan bencana di Indonesia. Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Joko Widodo, menggarisbawahi pentingnya data satelit dalam mendukung pemantauan kondisi geospasial. “Kami punya pengalaman memantau kondisi penurunan tanah di Tangerang, Jakarta, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Semarang, dan Demak. Ini alasan utama,mungkin, kami dapat mengusulkan daerah-daerah itu sebagai proyek percontohan proyek AI,” kata Joko. Hal itu dikatakannya dalam Workshop Executive Action Plan on Early Warnings for All (E4WAll) yang diselenggarakan BRIN bersama UN ESCAP di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Menurut Joko, penggunaan AI mampu meningkatkan analisis data untuk mengidentifikasi pola penurunan tanah dan risiko bencana dengan cepat. Simulasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa banjir di Jakarta memiliki korelasi erat dengan penurunan tanah. Maka, Joko menegaskan lokasi menjadi faktor utama dalam penanganan bencana, terutama di wilayah-wilayah rawan seperti pantai utara Jawa, termasuk Jakarta, Pekalongan, Semarang, dan Demak. “Di daerah ini, kami memiliki pengalaman panjang dalam memantau kondisi penurunan tanah, yang merupakan salah satu penyebab utama banjir,” ujar Joko.
Penurunan tanah, terutama di Jakarta dan Pekalongan, mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan angka mencapai 10 sentimeter per tahun. “Kondisi ini memperparah risiko banjir, terutama karena beberapa wilayah seperti Muara Baru di Jakarta telah berada 2,4 meter di bawah permukaan laut,” Joko menambahkan.