Indonesia secara resmi mengajukan diri sebagai anggota kelompok ekonomi negara berkembang BRICS yang belakangan kian dilihat sebagai tandingan atas kekuatan Barat. Ketidakadilan yang dialami Palestina akibat penjajahan Israel yang didukung Barat bisa jadi salah satu penentunya. Hal ini disampaikan oleh Dr Oh Ei Sun, peneliti senior di lembaga think tank Singapore Institute of International Affairs seperti dilansir Channel News Asia. Ia menanggapi ditetapkannya empat negara ASEAN, yakni Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand sebagai negara mitra BRICS dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia, pekan ini.
Menurutnya, Bagi Malaysia dan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, yang mendukung perjuangan Palestina, “hal ini juga merupakan upaya yang dilakukan secara spontan dan tidak langsung terhadap Barat yang sangat mendukung Israel”, kata Dr Oh dilansir CNA, kemarin. Dukungan Barat terhadap Israel terkait agresi ke Gaza belakangan kian sukar ditutup-tutupi. Amerika Serikat sejauh ini terus memasok senjata ke Israel, senjata-senjata yang terbukti dipakai membunuhi warga Palestina di Jalur Gaza. Pembantaian itu sejauh ini telah menewaskan sekitar 43 ribu warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak- anak. Aljazirah melansir, belakangan diketahui bahwa AS bersama Jerman dan Inggris melakukan ribuan penerbangan militer, membantu Israel melakukan pengintaian di Jalur Gaza.
Meski lekas menetapkan sanksi dan mengecam serangan Rusia ke Ukraina pada 2021 lalu, Barat tak menerapkan standar serupa terhadap Israel meski warga sipil yang mereka bunuh jauh lebih banyak ketimbang agresi Rusia. Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali menyinggung standar ganda tersebut. Hal ini ia tegaskan dalam opini yang ia kirimkan ke majalah terkemuka AS, the Economist, setelah dinyatakan terpilih dalam Pilpres 2024.