Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa penyaluran subsidi dan bantuan sosial (bansos) ke depannya akan lebih tepat sasaran, sehingga dapat benar-benar membantu masyarakat yang membutuhkan. Saat ini, masih banyak masyarakat tidak mampu yang belum menerima subsidi atau bansos, sementara masyarakat mampu justru tercatat sebagai penerima. Prabowo menyatakan pentingnya keberanian untuk meninjau dan mengubah skema subsidi agar lebih langsung menyentuh keluarga yang membutuhkan.
Dalam pidatonya setelah dilantik sebagai Presiden RI periode 2024-2029, Prabowo juga menekankan bahwa penggunaan teknologi digital akan menjadi kunci untuk memastikan subsidi dapat diterima langsung oleh setiap keluarga miskin. Pemerintah berkomitmen menggunakan teknologi agar bantuan tidak salah sasaran. Pada tahun 2025, anggaran subsidi energi telah dialokasikan sebesar Rp 203,41 triliun, meskipun ada pengurangan dari usulan awal karena penyesuaian kurs rupiah.
Prabowo juga mempertimbangkan untuk mengganti subsidi barang, terutama energi, dengan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin. Ia menilai bahwa subsidi barang selama ini kurang tepat sasaran dan lebih baik diubah menjadi bantuan tunai kepada keluarga yang membutuhkan. Pentingnya data penerima yang akurat juga ditekankan agar penyaluran subsidi berjalan efektif. Prabowo berharap bahwa lembaga-lembaga seperti BRI, BNI, Pos Indonesia, dan PLN dapat membantu dalam distribusi bantuan ini langsung ke masyarakat yang berhak menerima.