Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani, menyatakan bahwa dua perusahaan asal Korea Selatan dan China akan bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang menyelesaikan persiapan untuk pembangunan tersebut, yang diperkirakan akan selesai dalam satu hingga dua bulan ke depan. Rosan menjelaskan bahwa pembicaraan dengan kedua perusahaan sudah berada di tahap akhir dan kebijakan terkait ini akan segera diimplementasikan.
Investasi yang diperlukan untuk pembangunan pabrik baterai ini diperkirakan mencapai 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 80 triliun, yang dianggap sebagai investasi yang sangat signifikan. Pembangunan pabrik ini juga akan melibatkan PT Aneka Tambang (Antam) sebagai mitra lokal. Rosan menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya melibatkan perusahaan asing, tetapi juga BUMN Indonesia seperti Antam.
Rosan juga menambahkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan sejumlah investasi lain di sektor industri, termasuk produk kesehatan dan peralatan rumah tangga. Selain fokus pada hilirisasi seperti pengolahan nikel menjadi stainless steel di Morowali, pemerintah juga berencana mengembangkan industri turunan lainnya untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.