Para peneliti yang mempelajari jenis cacar monyet (Mpox) mengatakan bahwa virus tersebut telah bermutasi lebih cepat dari yang diharapkan. Mutasi ini sering kali terjadi di daerah-daerah yang para ahlinya kekurangan dana dan peralatan untuk melacak virus tersebut dengan benar. Menurut peneliti di Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat kepada Reuters, ada banyak hal yang tidak diketahui tentang virus itu sendiri termasuk tingkat keparahannya dan cara penularannya.
“Kami tidak memahami wabah ini dengan baik, dan jika kami tidak memahami wabah ini dengan baik, kami akan kesulitan mengatasi masalah ini dalam hal dinamika penularan, tingkat keparahan penyakit, faktor risiko penyakit. Dan saya khawatir tentang fakta bahwa virus ini tampaknya bermutasi dan menghasilkan jenis baru,” kata Dr. Dimie Ogoina, seorang ahli penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Niger Delta di Nigeria yang memimpin komite darurat mpox WHO.
Pada masa lalu, Mpox sebagian besar menular melalui kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi. Namun, versi Mpox yang bermutasi, klade Ib dan IIb, sekarang pada dasarnya dapat dianggap sebagai penyakit menular seksual, kata Dr. Salim Abdool Karim, seorang ahli epidemiologi Afrika Selatan dan ketua komite penasihat mpox CDC Afrika. Sebagian besar kasus klade Ib yang bermutasi terjadi pada orang dewasa, yang awalnya disebabkan oleh epidemi di kalangan pekerja seks perempuan di Kivu Selatan, Kongo. Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, yang kemungkinan merupakan penyebab kelompok anak-anak terinfeksi klade Ib, khususnya di Burundi dan di kamp-kamp pengungsian di Kongo timur, di mana kondisi kehidupan yang padat mungkin menjadi penyebabnya.