Kepala Basarnas Kota Ternate, Maluku Utara, Fathur Rachman mengatakan, sebanyak 13 korban banjir bandang yang melanda Kelurahan Rua, Kota Ternate, meninggal dunia. Selain itu, enam korban masih belum diketemukan. Guna mempercepat proses pencarian, alat berat seperti ekskavator sudah turunkan. Namun, kendalanya cuaca masih hujan dan material longsor kebanyakan lumpur dan pasir, sehingga agak sulit untuk menuju ke titik-titik pencarian. Fathur menjelaskan, langkah prioritas Basarnas adalah membantu korban yang mengalami luka-luka sesegera mungkin mendapatkan pertolongan medis dengan membawa ke Rumah Sakit. Fokus Basarnas, menurutnya, adalah proses evakuasi. Evakuasi akan dilakukan selama masa Tanggap Darurat. Jika melihat periode Tanggap Darurat yang ditetapkan Pemerintah Daerah adalah selama 14 hari.
Dikabarkan sebelumnya, Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate selama dua pekan ke depan. Pemkot Ternate telah melakukan evakuasi terhadap korban banjir bandang dan akan terus fokus melakukan evakuasi. Di samping itu juga akan mengecek secara pasti nama-nama korban agar datanya tidak simpang siur dan melalui satu pintu di posko tanggap darurat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate telah mengerahkan Tim Reaksi Cepat untuk mengevakuasi korban dan mengkaji dampak bencana. Selain itu juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Maluku Utara untuk mempercepat penanganan di lapangan. Kebutuhan mendesak di lokasi terdampak meliputi tenda pengungsi, light tower, selimut, matras, terpal, kasur lipat, dan sembako. Tim di lapangan juga tengah mendata lebih lanjut untuk memastikan jumlah korban terdampak dan kerusakan yang terjadi.