Riset LPEM UI: Kelas Menengah Turun Lebih dari 8,5 Juta Sejak 2018

Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengungkap jumlah warga kelas menengah turun lebih dari 8,5 juta jiwa sejak 2018 hingga 2023. Padahal 2014 hingga 2018, jumlah penduduk kelas menengah bertambah hingga lebih dari 21 juta jiwa atau meningkat dari 39 juta jiwa menjadi 60 juta jiwa. Pada periode ini, proporsi kelas menengah meningkat dari 15,6 persen menjadi 23 persen.

Saat ini, lebih dari separuh pekerja kelas menengah berada di sektor jasa bernilai tambah rendah. Walaupun jumlahnya menurun signifikan dalam sepuluh tahun terakhir, sebagian besar kelas menengah yang keluar dari sektor jasa bernilai tambah rendah justru masuk ke sektor dengan tingkat produktivitas rendah yang lain, yaitu pertanian.

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa sebelumnya mengakui persentase kelas menengah di Indonesia menurun. Namun, ia berdalih penurunan proporsi sebenarnya tak drastis lantaran kebanyakan dari mereka beralih profesi jadi pekerja mandiri yang jumlahnya belum terdata. Menurut Suharso, warisan pola kerja work from home (WFH) saat pandemi covid-19 menjadi salah satu faktor menurunnya kelas menengah. Ia mencontohkan ada anak muda yang memilih jadi freelancer di perusahaan asing karena pekerjaanya bisa dijalankan jarak jauh.

Search