Pemerintah Amerika Serikat disebut menawarkan intelijen rahasia kepada Israel terkait dengan konflik di Jalur Gaza. Dikatakan bahwa informasi tersebut akan membantu Israel menemukan para pemimpin Hamas dan infrastruktur bawah tanah mereka di wilayah kantong Palestina itu. The Washington Post, dengan mengutip sejumlah sumber, melaporkan pada akhir pekan ini bahwa Amerika menawarkan bantuan intelijen. Ini sebagai imbalan jika Israel membatalkan rencananya untuk melancarkan operasi militer skala penuh di Rafah.
Masih menurut The Washington Post, AS juga bekerja sama dengan Mesir untuk menemukan dan menutup berbagai terowongan yang melintasi perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza di wilayah Rafah. Terowongan itu dikatakan digunakan Hamas untuk mengisi kembali pasokan militer mereka. Pada malam Senin (6/5/2024) hingga Selasa (7/5/2024), tentara Israel memulai operasi militer di bagian timur Rafah. Pasukan zionis juga menguasai pos perbatasan Rafah dengan Mesir yang berada di sisi Jalur Gaza.
Pihak berwenang Israel mengklaim, operasi darat tersebut bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion Hamas di Jalur Gaza. Pada Jumat (10/5/2024) lalu, media Israel melaporkan bahwa kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyetujui perluasan operasi darat di Rafah.