Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto, menyampaikan bahwa Hari Raya Idulfitri tahun ini menjadi istimewa karena bersamaan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih yang diperingati umat Kristiani.
“Perayaan Idulfitri dan peringatan Kenaikan Isa Almasih yang bersamaan merupakan momen untuk saling menghormati” kata Sidarto Danusubroto pada acara Halal Bihalal Digital Lintas Iman yang diselenggarakan oleh Institute of Social Economic Digital (ISED) dan Nasaruddin Umar Office (NUO), hari Selasa (18/5). Halal Bihalal mengusung tema Sambung Rasa Persaudaraan Antarumat Beragama dan Penghayat Kepercayaan.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa sikap saling menghormati dan penuh toleransi ini sudah ditunjukkan oleh para Founding Fathers dalam merumuskan naskah Piagam Jakarta. Demi menjaga persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia, saat itu para tokoh Islam setuju menghilangkan kalimat yang berbunyi, ‘dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’. Hal tersebut menunjukkan betapa tokoh Islam saat itu memiliki jiwa yang besar.
Bangsa Indonesia terdiri dari banyak etnis dan agama, sehingga Indonesia bukan hanya untuk golongan tertentu. Indonesia adalah bangsa yang pluralistik, multikultural, multietnik dan multiagama. Semua anak bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.
Perbedaan itu adalah anugerah. Musuh nyata yang sesungguhnya adalah radikalisme, terorisme dan intoleransi yang merongrong keutuhan kesatuan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Sidarto menyampaikan agar ancaman tersebut tidak tumbuh maka harus diberikan pemahaman yang baik atas empat pilar kebangsaan kepada generasi penerus, yaitu Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup Bangsa Indonesia, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara yang menjadi komitmen seluruh bangsa, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai sistem nilai ideal bagi Indonesia.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, juga menyampaikan pesan yang sama bahwa perayaan keagamaan dari dua agama yang berbeda di hari yang sama merupakan momentum untuk mempererat toleransi umat beragama di Indonesia.
“Mari meningkatkan toleransi dan kerukunan beragama, bukan hanya simbolik pada saat ada perayaan tetapi juga pada kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial”, tegas Menteri Agama.
Walaupun perayaan tersebut dilakukan dalam situasi pandemi sehingga dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan dan penuh keterbatasan, tetapi makna dan pesan keagamaannya tidak berkurang. Perayaan Idulfitri merupakan momen untuk menciptakan semangat baru dalam menyebarkan kebaikan dan rahmat bagi seluruh alam. Peringatan Kenaikan Isa Almasih memiliki pesan agar umat senantiasa bersuka cita dan semangat melayani bahkan di kehidupan yang penuh penderitaan. Pesan-pesan tersebut penting apalagi saat ini sedang bersama-sama melawan pandemi Covid-19 yang membutuhkan solidaritas kebersamaan.
Berbagai tokoh turut hadir dalam Halal Bihalal ini, yaitu Prof. Dr. Sri Adiningsih (Founder ISED), Prof. KH. Nasarudin Umar (Founder NUO), Yudi Latif (Direktur Sekolah Pancasila), Wisnu Bawa Tenaya (Ketua PHDI), Romo Benny Susetyo (KWI), Bikhu Gunaseno (Sangha Theravada), Ahmad Najib Burhani (Cendikiawan Muda Muhammadiyah), Agus Salim (LD-PBNU), Aldi Destian Satya (MATAKIN), Dewi Kanti (Komunitas Penghayat Kepercayaan), serta Nia Sjarifudin (Ketum ANBTI). (DKP)