Muhammad Luthfi Ali Yahya Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Muhammad Luthfi Ali Yahya, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menerima penganugerahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa dari Unnes pada tanggal 9 November 2020, bertempat di Gedung Prof. Wuryanto (auditorium) Unnes. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga merupakan ulama asal Kota Pekalongan dinilai telah banyak berkontribusi terhadap pemberdayaan umat melalui dakwah yang membangkitkan semangat kebangsaan dan nasionalisme.

Presiden Joko Widodo juga turut menyampaikan ucapan selamat kepada Muhammad Luthfi Ali Yahya secara virtual. Jokowi menyebut Habib Luthfi merupakan tokoh yang memberikan contoh berdakwah yang baik dalam bingkai cinta tanah air.

“Ulama karismatik di garis depan yang menyerukan cinta tanah air dalam sikap dan ceramah beliau,” kata Jokowi dalam video yang ditayangkan

“Penganugerahan Doktor Kehormatan kepada Muhammad Luhtfi Ali Yahya merupakan bentuk memuliakan ilmu, rasa hormat, dan bangga kita semua kepada salah satu ulama, guru, dan sekaligus tokoh kharismatik yang telah banyak berkontribusi kepada bangsa dan negara, khususnya pada peningkatan rasa nasionalisme kebangsaan melalui seni dakwah yang menyejukan serta mendamaikan atas kebinekaan Indonesia,” kata Rektor Unnes, Prof Fathur Rokhman. 

Muhammad Luthfi Ali Yahya mendapatkan gelar kehormatan dari Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Pascasarjana Unnes, Bidang Komunikasi Dakwah dan Sejarah Kebangsaan. Konsep dakwah Beliau dinilai mampu mengemas tiga pilar pemberdayaan umat, yakni agama, kebangsaan (nasionalisme), dan pertumbuhan ekonomi dengan lebih menarik.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Strategi Komunikasi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Kebangsaan, Muhammad Luthfi Ali Yahya menunjukkan implementasi teknologi dan kebinekaan sejak dibangunnya Candi Borobudur dan Prambanan. Kemudian Beliau juga bicara soal keterbukaan informasi dan banyaknya media sosial serta penggunaan bahasa yang mempengaruhi kondisi beragama, berbangsa dan bernegara, serta meluasnya hoaks dan ujaran kebencian yang menyebabkan situasi kacau.

Selain itu, Muhammad Luthfi Ali Yahya menyampaikan juga bahwa komunikasi dakwah yang tepat sangat dibutuhkan sebagai media pemersatu dan perekat umat. Peranan komunikasi dijadikan efek dan pengaruh utama dalam segala bentuk hubungan sosial.

“Maka itu pendakwah selaku salah satu public figure perlu menyampaikan hal hal yang tidak menyimpang dari khazanah beragama dan bernegara,” jelas Habib Luthfi.


Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara mengatakan, sikap Habib Luthfi lebih dari seorang doktor. Menurutnya perkataan dan perbuatan Habib Luthfi banyak dijadikan teladan.

Turut hadir dalam acara dimaksud H.R. Agung Laksono dan Muhamad Mardiono, Anggota Wantimpres, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah dan pejabat lainnya, sejumlah pemuka agama dari berbagai agama dan budayawan. Selain itu, hadir juga Duta Besar dari Maroko dan Mesir.(AIP)

Search